Sabtu, 21 April 2012

RPP SBK kelas V


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

                                       Satuan Pendidikan   :   -
                                       Mata Pelajaran         :   SBK
                                       Kelas                        :   V
Semester                   :   1
                                       Alokasi Waktu         :   1 x pertemuan @ 2 x 35 menit


Standar Kompetensi   :  8. Membuat karya kerajinan dan benda permainan.

Kompetensi Dasa       :  8.2 Membuat karya kerajinan merangkai.

 Indikator                   : 8.2.1 Menjelaskan pengertian teknik merangkai.
                                     8.2.2 Merancang karya kerajinan dengan teknik merangkai.
                                  8.2.3 Membuat karya kerajinan dengan teknik merangkai.

A.    Tujuan Pembelajaran
1.      Setelah mendengarkan stimulus dari guru, siswa dapat menjelaskan pengertian merangkai dengan benar.
2.      Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat merancang karya kerajinan dengan teknik merangkai dengan benar.
3.      Setelah mengamati demonstrasi guru dan bereksperimen, siswa dapat membuat karya kerajinan dengan teknik merangkai dengan benar.

B.     Materi Ajar
1. Pengertian Merangkai
2. Fungsi Merangkai
3. Bahan dan Peralatan Merangkai

C.    Metode Pembelajaran
1.      Ceramah bervariasi
2.      Demonstrasi
3.      Eksperimen
4.      Penugasan




D.    Kegiatan Pembelajaran
1.      Kegiatan Awal  (5 menit)
a.       Siswa dan guru menyanyikan lagu “ Merangkai Hantaran” . (lihat lampiran 1)
b.      Siswa diberi stimulus dengan cara guru memberikan apersepsi yaitu “ siapa yang pernah melihat hantaran? Hantaran itu diberikan pada pengantin putri oleh pengantin pria. Hantaran itu berupa apa? Hantaran berupa seperangkat barang yang disusun sedemikian rupa dengan alat rangkai. Nah, hari ini kita akan belajar tentang merangkai.
c.       Siswa diberi tahu tentang tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai.
2.      Kegiatan Inti (55 menit)
a.       Siswa mendengarkan guru yang sedang menyampaikan materi secara singkat tentang merangkai. (lihat lampiran 2)
b.      Siswa mendengarkan guru yang sedang mendemonstrasikan cara membuat karya kerajinan dengan teknik merangkai.
c.       Siswa mengamati langkah-langkah merangkai yang didemonstrasikan guru.
d.      Siswa membentuk kelompok dengan jumlah anggota 4-5 orang.
e.       Siswa diberi Lembar Kerja Siswa (LKS) oleh guru. (lihat lampiran 3)
f.       Siswa membuat karya kerajinan dengan teknik merangkai sesuai prosedur di Lembar Kerja Siswa (LKS).
g.      Siswa diamati dan dinilai oleh guru selama proses membuat karya kerajinan dengan teknik merangkai.
h.      Setelah selesai merangkai, Siswa menukarkan hasil karya merangkai kelompok dengan kelompok lain, misal kelompok 1 ditukar dengan kelompok 2, kelompok  2 dengan kelompok 3, dst.
i.        Siswa dari masing-masing kelompok mengamati, menangapi, dan menilai hasil karya merangkai kelompok lain pada lembar penilaian yang tersedia. (lihat lampiran 4)
j.        Siswa mengumpulkan hasil apresiasi karya kelompok dikumpulkan berserta hasil merangkainya.
k.      Siswa bertanya tentang hal-hal yang sekiranya belum jelas.
3.      Kegiatan Penutup (10 menit)
a.       Siswa menyimpulkan hasil belajar yang telah berlangsung dengan dibimbing guru.
b.      Siswa diberi evaluasi oleh guru berupa tes tertulis. (lihat lampiran 5)
c.       Siswa mendapat tugas individu yaitu merangkai dengan tema hantaran dan hari raya sebagai tindak lanjut. (lihat lampiran 7)
d.      Hasil karya siswa dinilai pada pertemuan berikutnya dengan kriteria penilaian yang sudah dipersiapkan guru. (lihat lampiran 8)
e.       Siswa mendengarkan guru yang sedang menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

E.     Alat dan Sumber Belajar
1. Alat
 a. Benda konkrit seperti hantaran
 c. LKS
      2. Sumber
       a. Buku
Sudiyanto,dkk. 2005. Kreasi Seni dan Kerajinan Tangan Untuk SD Kelas V. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sumanto. 2006. Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

       b. Internet
      
       c. Kurikulum

F.     Penilaian
1.      Penilaian Kognitif
Teknik Penilaian                      : tes tertulis
Bentuk Instrumen Penilaian    : uraian
Skor                                         : untuk setiap jawaban benar diberi skor 25
Nilai                                        : ∑jawaban benar X 20 = 4 X 25 = 100
Keterangan                              :
      A ( Baik sekali ) = 100                  B ( Baik )           = ≥ 70
      C ( Cukup )        = ≥ 60                 D ( Kurang )       = < 60


2.Penilaian Afektif
No
Nama Siswa
Tanggung Jawab
Kerja sama
Komunikasi























3.Penilaian Psikomotor
No
Nama Siswa
Kegiatan Merangakai
Keaktifan merespon positif dalam pembelajaran









Kriteria penilaian :
Kolom aspek yang dinilai diisi dengan nilai antara 60-90
Keterangan : A ( baik sekali )             = 81-90
                                 B ( baik )                        = 71-80
                                 C ( cukup )                     = 60-70

            Kriteria Keberhasilan
Kegiatan pembelajaran ini berhasil apabila 75% dari jumlah siswa mampu memperoleh nilai B dalam penilaian individu.


                                                                    Yogyakarta, 14 Desember 2011

                       
                        Kepala Sekolah                                                  Guru Kelas



                …………………….                                        ............................


Lampiran 1

Merangkai Hantaran

Lihat karyaku merangkai hantaran
Kain dan koran kurangkai semua
Menjadi merak dan menjadi kura
Kuhias emas semua jadi indah





Lampiran 2

Ringkasan Materi

Merangkai merupakan suatu tehnik atau cara untuk membuat bentuk kerajinan tangan atau karya senirupa yang dilakukan dengan menata atau menyusun bagian-bagian bahan tertentu dengan bantuan alat rangkai. Merangkai merupakan kegiatan keterampilan yang menuntut adanyaentuhan rasa seni sesuai dengan bahan yang digunakan dan alat bantu rangkainya.
Dilihat dari fungsinya, merangkai dapat dibedakan  menjadi rangkaian sebagai benda pakai dan rangkaian sebagai benda hias. Rangkaian sebagai benda pakai yaitu suatu benda yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis yang diutamakan faktor kegunaan. Sedangkan rangkaian sebagai benda hias yaitu suatu benda dibuat untuk memenuhi kebutuhan artistik sebagai sarana mengekspresikan cita rasa estetik.
Bahan dan peralatan merangkai dapat berupa bahan alami dan buatan. Bahan alami seperti: buah, daun, dan lain-lain. Sedangkan bahan buatan seperti kertas, kain, dan lain-lain. Peralatan dalam merangkai diantaranya gunting, jarum pentul, dan lain-lain.


                                            

Senin, 16 April 2012

Lima Jurus Mengendalikan Dorongan Makan


      Jika rassa lapar adalah rangsangan biologis untuk memastikan tubuh cukup makan, maka keinginan makan atau nafsu makan dalah kumpulan yang kompleks dari reaksi kimia tubuh, kebiasaan, perilaku social dan kondisi psikis yang tidak mudah dikendalikan.
        Namun ini bukan berarti ‘nafsu makan’ tidak bisa dikendalikan atau ditahan. Berikut ini jurus paling mudah yang bisa Anda lakukan menahan gidaan makan :
1.     Percayai Perut Anda
    Sebelum tertarik dan menyantap makanan, tanyakan pada diri sendiri alas an Anda makan. Jika bukan karena lapar, maka segera hentikan. Mengapa? Karena ada sebagian orang yang menganggap bahwa makanan tidak hanya berfungsi sebagai pengganjala perut lapar tetapi makanan juga dianggap selingan atau pelarian sesuatu.
2.    Mengalihkan Perhatian dari Makanan
    Makanan sering dijadikan pelarian saat seseorang stress. Jika hal ini terjadi, maka cobalah untuk mengalihkan perhatian pada hal-hal yang lebih menguntungkan. Misalnya, jalan-jalan, mendengarkan music, atau menonton film. Pokokny akyivitas yang bisa memberi rasa nyaman.
3.    Nyalakan Lilin Beraroma
    Sendiri di rumah tanpa aktivitas kerap membuat keinginana untuk ngemil semakin kuat. Agar hal ini tidak terjadi pada anda, cobalah menyalakan lilin beraroma. Penelitian menunjukan bahwa aroma apel dan pisang terbukti dapat menahan nafsu makan.
4.    Mencubit Titik Saraf
    Anda merasa sudah tidak kuasa menahan diri untuk tidak mengemil atau makan? Cobalah mencubit titik saraf yang berfungsi untuk mengendalikan nafsu makan. Letaknya ada di area tulang rawan, tempat rahang anda menempel tepat di bawah telinga.
5.    Pilih Makanan yang Mengenyangkan
    Agar anda dapat makan lebih sedikit pada saat waktu makan, sebaiknya konsumsi buah segar serta mengkonsumsi air dalam jumalah banyak di antara waktu makan. Pada waktu makan pun pilihlah maklanan yang karbohidratdan protein, karena mengenyangkan.

Minggu, 15 April 2012

Rencana Pelaksanaan pembelajaran PKn Kelas VI/1


                                                           Satuan Pendidikan      :
                                     Mata Pelajaran            : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas / Semester          : VI/1
          Alokasi Waktu            : 2 x 35 menit

A.  STANDAR KOMPETENSI
1.      Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara.

B.  KOMPETENSI DASAR
1.1  Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila sebagai dasar negara.

C.  INDIKATOR
1.1.1        Menjelaskan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara.
1.1.2        Menunjukkan  tokoh-tokoh yang berperan dalam rancangan perumusan Pancasila
1.1.3        Memberi contoh  sikap  yang sesuai  dengan  nilai-nilai juang  dalam  kehidupan sehari-hari.

I.         Tujuan Pembelajaran
1.    Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara dengan benar.
2.  Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh dalam rancangan perumusan Pancasila dengan benar
3  .Setelah melakukan diskusi, siswa dapaat memberi contoh  sikap    yang sesuai  dengan  nilai-nilai juang  dalam  kehidupan sehari-hari.

II.      Materi Pembelajaran
A.    Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara .
                        Pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengumumkan akan dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau dalam bahasa Jepang disebut dokuritsu junbi cosakai (selanjutnya disebut badan penyelidik). Badan ini kemudian terbentuk pada tanggal 29 April 1945, tetapi baru dilantik pada tanggal 28 Mei 1945. Dengan terbentuknya badan penyelidik ini bangsa Indonesia dapat secara legal mempersiapkan kemerdekaannya, yaitu dengan merumuskan syarat-syarat apa yang harus dipenuhi sebagai negara yang merdeka. Oleh karena itu, peristiwa ini kita jadikan suatu tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-citanya, yang dipimpin oleh Dr. Radjiman Wediodiningrat.
                        Dalam sidang pertama Dr. Radjiman membuka pembicaraan dengan meminta anggota agar memaparkan pendapat mereka tentang apa yang akan dijadikan dasar Indonesia merdeka. Para pemimpin bangsa pada waktu itu menolak baik individualisme, liberalisme maupun komunisme sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Ada tiga tokoh yang mengemukakan pendapatnya mengenai dasar Negara yaitu Ir. Soekarno, Muhammad Yamin dan Mr. Supomo. Ketiganya mengusulkan hal yang pada intinya sama, yaitu agar Indonesia merdeka dibangun atas lima sila yang isinya hampir sama, tetapi dengan rumusan yang berbeda-beda.
a. Muhammad Yamin
                        Pada tanggal 29 Mei 1945 Muhammad Yamin mengumakakan gagasannya tentang dasar Negara, yaitu :
1)      Perikebangsaan
2)      Perikemanusiaan
3)      Periketuhanan
4)      Perikerakyatan
5)      Kesejahteraan rakyat/keadilan sosial
            b. Mr. Supomo
            Pada tanggal 31 Mei 1945 Mr. Supomo menyampaikan penjelasannya tentang dasar Negara, yaitu :
1)      Persatuan
2)      Kekeluargaan
3)      Keseimbangan lahir dan batin
4)      Musyawarah
5)      Keadilan rakyat
            c. Ir. Soekarno
                        Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengucapkan pidatonya di hadapan sidang BPUPKI. Dalam pidatonya tersebut Ir. Soekarno mengajukan secara lisan usulan lima asas sebagai dasar negara Indonesia yang akan dibentuk, yaitu:
1)      Kebangsaan Indonesia
2)      Internasionalisme atau perikemanusiaan
3)      Mufakat atau demokrasi
4)      Kesejahteraan atau keadilan sosial
5)      Ketuhanan Yang Maha Esa
                 Untuk usulan tentang rumusan dasar negara tersebut. Beliau mengajukan usul agar dasar negara tersebut diberi nama “Pancasila”. Usul mengenai nama “Pancasila” sebagai dasar negara tersebut secara bulat diterima oleh sidang BPUPKI.
                  Pada tanggal 22 Juni 1945 setelah sidang pertama, BPUPKI membentuk sebuah panitia yang terdiri atas sembilan orang anggota BPUPKI atau dikenal juga dengan nama Panitia Sembilan. Salah satu tugas Panitia Sembilan adalah memberikan usul-usul baik lisan maupun tulisan serta membahas dan merumuskan dasar negara Indonesia merdeka.
             Panitia Sembilan menghasilkan dokumen yang berisikan tujuan dan maksud pendirian negara Indonesia merdeka, yang akhirnya diterima dengan suara bulat dan ditandatangani. Dokumen tersebut dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Panitia Sembilan beranggotakan:
            a. Ir. Soekarno (ketua)
            b. Mohammad Hatta (wakil ketua)
            c. K.H. Wachid Hasyim
            d. K.H. Agus Salim
            e. Achmad Subarjo
            f. Abikusno Cokrosuyoso
            g. A.A. Maramis
            h. Abdul Kahar Mudzakir
            i. Muhammad Yamin

                 B. Nilai nilai juang dalam proses perumusan Pancasila
1.      Musyawarah
      Musyawarah sangat diperlukan untuk mencapai tujuan bersama. Musyawarah adalah cara yang ditempuh anggota BPUPKI ketika merumuskan Pancasila. Dengan banyaknya perbedaan, pengambilan keputusan memang sulit dilakukan. Namun, para perumus Pancasila membuktikan bahwa mereka dapat bekerja sama. Padahal, mereka memiliki banyak perbedaan. Dengan kerja sama, sebuah keputusan bersama berupa Pancasila pun berhasil disepakati. Maka kita sebagai generasi penerus bangsa harus selalu bermusyawarah dalam memutuskan suatu kesepakatan dan jangan mementingkan diri sendiri.
2.      Menghargai pendapat
      Kesediaan menghargai perbedaan merupakan salah satu kunci keberhasilan musyawarah. Tanpa adanya kesediaan ini, keputusan dalam musyawarah tidak akan tercapai. Menghargai perbedaan terletak pada kesediaan untuk menerima pendapat yang berbeda demi kepentingan yang lebih besar. Dalam perumusan Pancasila, hal ini terbukti penghapusan kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Namun dengan adanya kesediaan menghargai perbedaan, perdebatan tersebut tidak menjadi permusuhan. Dengan kesediaan menghargai perbedaan lahirlah keptusan untuk mengganti rangkaian kata tersebur. Akihirnya,para perumus memutuskan untuk mengubah kata-kata tersebut menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dengan saling menghargai maka suatu kesepakatan yang sebelumnya sulit akhirnya dapat terbentuk dan tidak ada yang saling cela-mencela.
3.      Toleransi
      Toleransi masih berkaitan dengan menghargai perbedaan. Latar belakabg yang berbeda dari para perumus dasar Negara disatukan dalam wadah BPUPKI. Perbedaan yang munculpun beragam dan bahkan kadang saling bertentangan. Agar dapat melahirkan sebuah dasar Negara yang kukuh, perbedaan ini tidak boleh menjadi penghambat di sinilah arti penting toleransi. Tanpa adanya toleransi, keputusan bersama tidak akan terwujud.

III.   Metode Pembelajaran
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab
3.      Diskusi kelompok

IV.   Kegiatan Pembelajaran
A.    Kegiatan Awal
1.      Guru membuka pelajaran dengan memberi salam.
2.      Guru mengabsen siswa yang tidak masuk.
3.      Guru mengkondisikan siswa untuk siap belajar.
4.      Guru mengulas kembali materi yang diberikan minggu lalu
5.      Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang manfaat dari materi yang akan dipelajari
6.      Guru memberikan apersepi

B.     Kegiatan Inti
1.      Guru memberikan penjelasan singkat mengenai proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara dengan menampilkan tayangan-tayangan berupa gambar tokoh maupun proses perumusan Pancasila tersebut.
2.      Siswa dibagi menjadi 6 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 5 anak.
3.      Guru membagikan soal LKS.
4.      Siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru.
5.      Salah satu perwakilan kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi.
6.      Guru memberi penguatan jawaban kepada siswa.
7.      Guru bertanya kepada siswa apabila ada yang belum jelas.

C.    Kegiatan Akhir
1.    Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan mengenai materi pelajaran.
2.    Guru membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu.
3.    Guru menyuruh siswa untuk belajar mengenai materi selanjutnya yaitu.
4.    Guru menutup pelajaran.

V.      Alat dan Sumber Belajar
a.      Alat dan Bahan Pembelajar
1.      LKS
2.      Soal evaluasi
3.      Gambar-gambar mengenai tokoh- tokoh yang merumuskan Pancasila
b.      Sumber Belajar
Setiati Widihastuti dan Fajar Rahayuningsih. 2008 . Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas

VI.   Penilaian
            1.    Prosedur penilaian       : proses pembelajaran
            2.    Jenis penilaian             : tes tertulis
            3.    Bentuk penilaian         : Essai
4.    Penilaian                      :
a.    Pedoman penskoran
Jenis soal
Jumlah soal
Bobot
Skor maksimal
Uraian
5
2
10
Jumlah skor maksimal / NA
10
b.    Kinerja
Dilakukan guru selama mengamati kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran.
No.
Nama
Aspek yang diamati
Keterangan
Afektif
Kognitif
Psikomotor
1.





2.





3.





4.





Skor setiap aspek 1-10

                                                                                                Yogyakarta, 9 Desember 2011                          
                                                                                                            Praktikan

                                                                                                            Tri Wahyuni
                                                                                                            09108244002




VII. Lampiran
Lembar Kerja Siswa
Kelompok                        :
Nama anggota      :

Carilah dan tulislah rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Moh. Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Sukarno. Tuliskan hasilnya seperti pada kolom di bawah ini!

Rumusan Dasar Negara yang Dikemukakan
Mr. Moh. Yamin
Mr. Supomo
Ir. Soekarno








Soal Evaluasi
Nama        :
No            :

Kerjakan soal di bawah ini dengan berdiskusi kelompok!
1.        Sebutkan tokoh-tokoh yang merumuskan Pancasila!
2.        Sebutkan siapa saja yang menjadi anggota panitian sembilan!
3.        Sebutkan lima dasar negara yang diusulkan oleh Soekarno dalam sidang BPUPKI!
4.        Sebutkan sila-sila dalam Pancasila secara urut!
5.        Sebutkan contoh  nilai-nilai yang dapat kiat ambil pada proses perumusan Pancasila!


Kunci jawaban
Ø LKS
Muhammad Yamin
1.      Perikebangsaan
2.      Perikemanusiaan
3.      Periketuhanan
4.      Perikerakyatan
5.      Kesejahteraan rakyat/keadilan sosial
            Mr. Supomo
1.      Persatuan
2.      Kekeluargaan
3.      Keseimbangan lahir dan batin
4.      Musyawarah
5.      Keadilan rakyat
            c. Ir. Soekarno
1.      Kebangsaan Indonesia
2.      Internasionalisme atau perikemanusiaan
3.      Mufakat atau demokrasi
4.      Kesejahteraan atau keadilan sosial
5.      Ketuhanan Yang Maha Esa

Ø Soal Evaluasi

1.  Tokoh perumusan Pancasila : Mr. Moh. Yamin, Mr. Supomo, Ir. soekarno
2.  Panitia Sembilan beranggotakan:
            a. Ir. Soekarno (ketua)
            b. Mohammad Hatta (wakil ketua)
            c. K.H. Wachid Hasyim
            d. K.H. Agus Salim
            e. Achmad Subarjo
            f. Abikusno Cokrosuyoso
            g. A.A. Maramis
            h. Abdul Kahar Mudzakir
            i. Muhammad Yamin
3.     Gagasan Ir. Soekarno
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau perikemanusiaan
3) Mufakat atau demokrasi
4) Kesejahteraan atau keadilan sosial
5) Ketuhanan Yang Maha Esa
4.     Pancasila
1.    Ketuhanan Yang Maha Esa.
2.    Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.    Persatuan Indonesia.
4.    Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5.    Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5.   Musyawarah, menghargai perbedaan, toleransi